Anies Baswedan Bisa Jadi Pilihan PDI-P untuk Gubernur Jakarta, Jika Bergabung dengan Partai
Mahkamah Konstitusi baru-baru ini menurunkan ambang batas pemilu, yang memungkinkan partai-partai individu untuk mencalonkan kandidat tanpa perlu berkoalisi, yang berpotensi membuka pintu bagi Anies.
Anies sekarang mencari sekutu yang tidak terduga: PDI-P, satu-satunya partai besar yang belum secara resmi mendukung kandidat untuk pemilihan gubernur Jakarta. Pada tahun 2017, Anies mengalahkan kandidat PDI-P, Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal sebagai Ahok, dalam sebuah pemilihan yang penuh perdebatan yang ditandai dengan perpecahan sektarian. Ahok, gubernur petahana pada saat itu, kemudian dipenjara karena penistaan agama setelah protes massa yang dipimpin oleh kelompok-kelompok Muslim konservatif.
Penghasilan extra hanya dengan main game, slot IDNAGA99 jawabannya depo minim kemenangan dijamin!! - “Kami berharap para kandidat adalah anggota partai,” ujar Komarudin di kantor pusat PDI-P di Jakarta pada hari Selasa. “Bahkan anggota yang telah kami bina pun bisa mengkhianati kami, apalagi mereka yang bukan bagian dari partai.”
Komarudin menekankan bahwa PDI-P akan memprioritaskan kandidat-kandidat internal untuk Pilkada DKI Jakarta. Partai ini memiliki beberapa figur yang kuat, termasuk Ahok, Djarot Saiful Hidayat, dan anggota DPR Eriko Sotarduga dan Masinton Pasaribu.
“Keputusan siapa yang akan maju ada di tangan Ketua Umum kami, Megawati Soekarnoputri,” tambahnya, sambil memastikan bahwa PDI-P akan mengumumkan calonnya pada waktu yang tepat.
WD dighosting?itu hanya ulah situs sampah,percayakan permainan slot anda di IDNAGA99 , depo gampang wd aman - Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P, Deddy Sitorus, menyebutkan bahwa partai ini mungkin akan mengumumkan calon kepala daerah gelombang kedua pada hari Sabtu. Namun, ia tidak dapat memastikan apakah calon gubernur DKI Jakarta akan termasuk dalam pengumuman ini.
Sementara itu, Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, menyarankan bahwa jika PDI-P mencalonkan Anies, memasangkannya dengan Rano Karno akan menguntungkan secara elektoral, mengingat popularitas Rano di Jakarta dan di antara para loyalis PDI-P.
“Rano Karno dikenal luas, terutama di Jakarta, dan memiliki basis dukungan yang kuat, termasuk di kalangan masyarakat Betawi dan loyalis PDI-P,” kata Djayadi dalam acara ‘Beritasatu Utama’ yang disiarkan BTV, Selasa.
Komentar
Posting Komentar